Friday, January 9, 2015

Merenung Bersama Malam

Dear My Lovely Blog and Bloggers ...

Malam sepi sendiri, jadi renungan bagiku untuk mengulas apa yang lalu, baru saja, tengah berjalan, dan nanti dalam hidup. 
Belum bisa memberi apa-apa untuk orang tua, hanya merepotkan, membuat masalah, tidak tahu bagaimana harus membalas budi mereka.
Hanya penyesalan yang selalu hadir dikala detik yang tlah berlalu. mungkin tangisan tak bisa mengubah apapun. Permintaan maap pun tak sudi disampaikan oleh angin yang berlalu lalang di malam dingin nan sunyi. Biarkan saja detak jarum jam mengiringi kepergian malam hingga tiba pagi yang teramat dinanti. 

Saat terpanjat doa-doa mengharap uluran tangan Allah dan menjadi saksi bangkitnya ihtiarku. Suatu saat kutemui cara menghancurkan kegelisahan dan rasa sesal yang akan berubah menjadi hal terindah yang harus kujemput sebagai kado dari Allah.
Tidak ada air mata yang terjatuh secara percuma, tidak ada usaha yang dilakukan secara sia-sia, tidak ada doa yang terpanjat tanpa Allah dengar. Saat kau tahu bahwa orang beruntung akan mengalahkan orang terpintar sekalipun terpintar se-dunia. Itulah rasa belas kasihan Allah berikan bagi oragn-orang yang dikehendaki-Nya.

Jalan lurus bagi kita, tak selurus jalan yang akan kita hadapi pada kenyataannya. Banyak yang harus kita lalui jalan yang curam, menikung, berkerikil, berbelok, bahkan akan sempat keluar jalur. Itu bukti Allah memperhatikan dan sayang kita, membuat kita kuat, membuat kita mampu menghadapi badai dengan kita belajar bagaimana itu bisa terenyahkan dari jalan kita. 

"Aku Ingin Bahagia." kalimat mantra yang semua orang jadikan tujuan hidup. Dan hanya orang yang tak kenal lelah dan putus asalah yang menjadikan mantra itu merasuk dalam kehidupan kita.

Aku hanya seorang anak ingusan yang ingin menunjukkan bahwa setidaknya ada hal yang bisa kulakukan untuk membuat orang tuaku bahagia dan bersyukur memiliki diriku yang hadir di hidup mereka. Saat kulihat teman-temanku menjadi sebuah kebanggaan dan kekuatan bagi kedua orang tuanya, iri rasanya. Mungkin aku tak memiliki uang seperser pun untuk menebus harga kebahagian. Tapi aku punya Allah yang selalu memberiku modal untuk menjemput kebahagian untuk orang tuaku dan orang-orang terkasih dalam hidupku. 

"Ya Allah kumohon berilah aku kekuatan untuk menghadirkan keceriaan bagi keluargaku, tanpa aku berikan rasa kekecewaan dan kesengsaraan bagi mereka. Bukakan pintu rizki-Mu agar aku bisa melanjutkan perjuangan menuntut ilmu hingga akhirnya aku siap menebarkan kebahagiaan bagi sesamaku dan mengepakkan sayap menuju peraduan. Serta bertahan walau badai memecah kedamaian." 
Amiiin Allahumma Amiin ...