Hidup itu kadang tidak bisa ditebak dan kadang pula saat kita memantapkan hati memilih untuk berjalan maju ada saja batu yang menghalangi perjalanan hidup kita yang memaksa kita berjalan mundur, tapi ketika semua kita serahkan kepada Sang Khaliq, maka kita akan menemukan ilham tentang bagaimana kita harus menyikapi atau melewati batu itu. Hingga akhirnya kita harus berjalan ke samping untuk melalui batu itu sebagai cara Allah membantu hambanya mencari jalan keluar.
itu benar-benar terjadi ...
ketika saya berusaha meyakinkan dan memantapkan diri saya untuk menerima keputusan dari Allah bahwa saya diterima di UPI dan harus saya ambil. saat itu adalah saat terberat bagi saya yang masih setengah hati mengambil UPI sebagai jalan hidup saya, tapi kalau saat itu saya tidak mengambil UPI, bagaimana nasib adik-adik kelas saya yang ingin lanjut ke UPI ?! seminggu saya diselimuti rasa yang tidak karuan dan saya berusaha memahami bahwa setiap keputusan yang Allah berikan itu mengandung kebaikan.dan akhirnya saya mengokohkan hati saya untuk maju ke UPI...
Dan inilah batu yang menghalangi langkah saya dan menguji keikhlasan hati saya.
sebulan setengah kemudian, guru SMA saya mengabari saya bahwa ada nilai yang tidak lolos verifikasi. hati saya pun dilanda rasa sedih, kecewa, dan sempat merasa menyesal. saat itu saya benar-benar sedang dalam posisi yang sulit untuk meng-handle masalah itu, hari itu juga saya ada ospek jurusan menginap di buper 3 hari 2 malam, orang tua saya pun sedang sibuk dengan acara hajatan besar keluarga. Lalu saya harus bagaimana ?! Air mata pun menjadi senjata andalan dalam meringankan pikiran saat semua masalah datang tiba-tiba bersamaan, sempat berpikir untuk membatalkan ikut serta dalam osjur tersebut, tapi sudah terlambat untuk itu, barang-barang sudah ter-packing dalam ransel carrier berukuran 60, teman-teman sekelompok saya pun telah sangat membantu saya dalam mencari barang-barang osjur itu, gak mungkin saya begitu saja mengecewakan mereka. akhirnya, dengan Bismillah saya berusaha meng-handle masalah itu satu per satu.
Maju salah mundur salah. Kebayangkan gimana rasanya jadi saya. Setelah saya memantapkan hati saya untuk lanjut ke UPI, ada saja masalah yang berpotensi saya dikeluakan. Alhamdulillah saya sangat dibantu oleh guru BK SMA dan orang tua saya dalam masalah ini.
No comments:
Post a Comment